UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Minggu, 03 Juni 2012

PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK







JURNAL
PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI
TUGAS PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK




DISUSUN OLEH :

SARDES TAMBUNAN/5113331029




JURUSAN PEND.TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2012






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
 atas rahmatNya penulis dapat menyelesaikan jurnal ini. Adapun isi dari jurnal ini adalah mengenai EVALUASI KOORDINASI RELAY PROTEKSI PADA FEEDER DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Penulisan jurnal ini diambil dari beberapa sumber tambahan seperti internet untuk memastikan kebenaran atau membantu pengambilan keterangan yang lebih lengkap.             
Dalam penulisan jurnal ini, penulis menyadari masih memiliki banyak kesalahan,baik dalam penulisan kata maupun ketidaksamaan pendapat, oleh karena itu sebelumnya penulis meminta maaf bila ada kesalahan yang ditemui pembaca dalam makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua dalam hal untuk menambah pengetahuan umum tentang  PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
 





                                                                                                                                          Penulis


                                                                                                                                                                                                                                                                                               (                                )









EVALUASI KOORDINASI RELAY PROTEKSI PADA FEEDER
DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Abstrak.
Dalam setiap sistem tenaga listrik selalu digunakan sistem proteksi atau pengaman untuk mengantisipasi apabila terjadi gangguan. Sistem proteksi dan pengaman ini diperlukan untuk memisahkan bagian yang mengalami gangguan dengan yang tidak mengami gangguan sehingga sistem dapat menjalankan operasinya.
Apabila peralatan proteksi atau pengaman memberikan respon yang salah terhadap gangguan maka terjadi tripping ikutan/palsu yaitu peristiwa yang menggambarkan kejadian ketika suatu peralatan proteksi merespon/menanggapi secara salah atau tidak diharapkan pada suatu kondisi atau keadaan sistem tenaga listrik yang sedang mengalami gangguan.Tripping ikutan ini dapat terjadi pada peralatan pengaman atau proteksi yang dihubungkan seri pada penyulang yang sama,sehingga apabila terjadi gangguan pada penyulang tersebut maka dua atau lebih peralatan pengaman pada penyulang itu akan mengalami tripping. Tripping ikutan juga dapat terjadi pada penyulang penyulang lainnya pada bus yang sama.Hasil Penelitian ini dapat meminimalkan trip yang terjadi pada penylang yang disebabkan oleh gangguan Tripping ikutan dengan menggunakan rele gangguan tanah inverse time pada gangguan satu saluran ke tanah dengan settingan relay incoming Sijunjung dan GH Tanjung Ampalu seting waktu relay adalah 0,9 second dan 0,6 second dan untuk penyulang (feeder) Pelangki, Muaru dan Kumanis settingan waktu adalah 0,3 detik.



PENDAHULUAN
Permasalahan yang sering dijumpai pada system distribusi tenaga listrik antara lain pada penyulang 20KV, adalah gangguan hubung singkat, baik menggunakan kawat udara (SUTM). Jika penyetelan over current relay atau ground fault relay yang berada di incomong feeder atau di out going feeder kurang baik, gangguan hubung singkat kadang-kadang dapat men-tripkan  relay yang berada di incomming feeder sehingga menyebabkan pemadaman seluruh penyulang. Jika pada salah satu feeder terjadi hubung singkat feeder yang lain ikut trip (simpatetik trip), tentu saja hal ini diharapkan tidak terjadi dan sebaliknya jika setting relai kurang baik pada kasus yang bertentangan dengan kasus di atas bila terjadi gangguan hubung singkat tripnya terlambat, hal ini juga tidak boleh terjadi karena akan merusak peralatan sistem.
 Oleh karena itu untuk keamanan sistem distribusi yang handal pada suatu penyulang antara lain perlu untuk   mendapatkan suatu nilai setting relay yang tepat (sensitif dan selektif). Pada feeder sering terjadi kasus trip PMT pada hal arus seting Relay belum terlampaui, menurut survey lapangan melalui operator lapangan. Ada beberapa kemungkinan penyebab hal ini terjadi diantaranya: perubahan karakteristik relay, perubahan impedansi saluran,perubahan karakteristik beban, reaktansi, Transformator atau akibat kurang tepat analisa arus hubung singkat saat awal setting. Pada kesempatan ini salah satu kemungkinan penyebabnya diangkat sebagai permasalahan adalah menganalisa kembali arus hubung singkat pada masing masing feeder untuk re-setting relay, yang lebih tepat (selektif dan sensitif).




1. Arus Gangguan Hubung Singkat
Pada sistem jarigan 20 kV yang dipasok dari suatu gardu induk seperti gambar dan data dibawah ini
maka :
Gambar 1 . Jaringan 20 kV Yang di Pasok dari GI

Pada bus 150 kV adalah bus yang dipasok dari pusat yang di interkoneksi. Untuk ini diperlukan arus hubung singkat di sisi 150 kV. Perhitungan arus hubung singkat pada sistem di atas, sebagai berikut :
1. Dihitung besar impedansi sumber (reaktansi), yang dalam al ini diperoleh dari data hubung singkat di   bus 150 kV.
2. Perhitungan reaktansi trafo tenaga.
3. Perhitungan impedansi penyulang per 25%,50%, 75% dan 100% panjang penyulang.Untuk lebih teliti perhitungan impedansi dapat per 5 persenan atau 10 persenan dari panjang penyulang.
4. Jadi data yang diperlukan untuk perhitungan arus hubung singkat atau koordinasi relay, adalah :
a. MVAshort circuit dibus 150 kV
b. Data Trafo :
- Kapasitas trafo (MVA)
- Reaktansi urutan positif trafo
- Ratio tegangan
- Mempumyai belitan delta atau tidak
- Ratio CT di incoming feeder
- Netral grounding resistance yang terpasang
c. Impedansi urutan positif dan nol penyulang
d. Arus beban di penyulang
e. Ratio CT di penyulang

Gambar 2 Ekivalen Impedansi incoming dan outgoing

  


2. Impedansi Penyulang
Impedansi penyulang yang akan dihitung disini, tergantung dari besarnya impedansi per km dari
penyulang yang bersangkutan, dimana besar nilainya ditentukan dari konfigurasi tiang yang dipergunakan
untuk jaringan SUTM atau dari jenis kabel tanah untuk jaringan SKTM.

Z = (R+jX) ohm/km dan Z1 = Z2, dengan demikian nilai impedansi penyulang untuk lokasi gangguan yang diperkirakan terjadi pada 5%, 10%, 15% s/d 100% panjang penyulang. Untuk menghitung Reaktansi
Ekivalaen dihitung besarnya nilai impedansi ekivalen urutan positif (Z1eq), impedansi ekivalen urutan negative (Z2eq), dan impedansi ekivalen urutan Nol (Z0eq) dari titik gangguan sampai kesumber.

Gambar 3. Ekivalen Impedansi Penyulang

Perhitungan Z1eq dan Z2eq dapat langsung menjumlahkan impedansi-impedansi seperti gambar
tersebut diatas, sedangkan Z0eq dimulai dari titik gangguan sampai ke Trasformator tenaga yang netralnya
ditanahkan. Untuk menghitung impedansi Z0eq ini dimisalkan Transpormator yang terpasang mempunyai hubungan Yyd, dimana mempunyai nilai XT0 = 3*0,8 = 2,4 ohm.
Nilai tahanan pentanahan : 3* RN Z1eq = Z2eq = Z s1 + ZT1 + Z1 penyulang (2) (2)
Perhitungan Z0eq : Z0eq = ZT0 + 3RN + Z0 penyulang (3)



3. Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
Rele arus lebih yaitu rele yang bekerja berdasarkan adanya kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dan jangka waktu tertentu. Fungsi utama dari rele arus lebih ini adalah untuk merasakan adanya arus lebih kemudian member perintah kepada pemutus beban (PMT) untuk membuka.
Pengaman dengan menggunakan rele arus lebih mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
Pengamannya sederhana
Dapat sebagai pengaman cadangan dan pengaman utama
Harganya relatif murah


Jenis jenis reley arus lebih ini menurut karakteristik kerjanya inverse dan instantaneous dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 4. Karakteristik over current relay tipe invers untuk saluran distribusi

Secara umum pemakaian rele arus lebih sebagai proteksi hubungan singkat dan keadaankeadaan
tidak normal pada operasi sistem distribusi tenaga listrik komponennya dapat dilihat pada gambar dibawah:

Gambar 5. Diagram sutu garis perangkat proteksi OCR

Dengan piranti proteksi adalah sebagai berikut:
1. Transformatur arus (CT)
2. Circuit Breaker (CB)
3. Rele
4. Batere
5. Tripping Coil (TC)



4. Tms Ground Fault Relay (GFR)
Untuk mendapatkan nilai setting GFR diperlukan data dan analisa besarnya arus gangguan hubung singkat 1 Fasa ke tanah menurut persamaan:



Di mana:
 I = arus gangguan 1 Fasa ke tanah yang dihitung
V=tegangan fasa-netral sistem 20kV = 20.000/ 3
Z1=Impedansi Urutan Positif yang diperoleh dari perhitungan
Z2=Impedansi Urutan Negatif yang diperoleh dari perhitungan
Z0=Impedansi urutan nol yang diperolah dari perhitungan

Atau
1 fasa ke tanah = 3 * Io

Maka arus gangguan hubung singkat 1 Fsa ke Tanah dapat dihitung:

Di mana Nilai NGR adalah nilai thermal resistance of neutral grunding resitance of transformator. atau
12 Ohm. Perhitungan ini dilakukan untuk lokasi yang di asumsikan gangguan terjadi mulai !%, 5%, 10%,
15%, 20%, dan seterusnya dengan kenaikan 5% sampai dengan 100% panjang jaringan.



5. Tms GFR pada Out Going Feeder
Untuk setting GFR diambil dari arus gangguan hubung singkat 1 Fasa ke tanah yang terkecil pada 100% panjang jaringan. Untuk mengantisifasi tahanan yang tinggi yang diakibatkan penghantar fasa bersentuhan dengan benda lain yang menimbulkan tahanan tinggi, yang akan menyebabkan arus gangguan hubung singkat menjadi kecil, maka arus setting primer dikalikan dengan konstanta 0,06 s/d 0,1, maka persamaan Iset primer menjadi I set primer = 0,1*If 1fasa terkecil Dan
 Iset sec = I set primer * 1/ratio CT Setting waktu relay standard Invers dihitung dengan menggunakan rumus kurva waktu Vs arus, yang dalam hal ini akan digunakan standard Britis maka:





6. Setting GFR Incoming Feeder
Untuk mendapatkan sensitivity setting relay cadangan pada Incoming maka diambil nilai konstanta yang lebih kecil dari out going feeder, disini diambil 0,07 maka:
I set primer = 0,07 * If1 fasa (9)
I set sec = I set primer * 1/ratio CT
















DAFTAR PUSTAKA

1.Djiteng Marsudi, 1990, “Operasi Sistem Tenaga Listrik,” Institut Sains dan Teknologi Nasional
    Jakarta.
2. Pribadi Kadarisman, Wahyudi Sarimun.N,2005. ”Proteksi Sistem Distribusi Untuk
     system Interkoneksi,”PT. PLN
3.William D. Stevenson, Jr.1993”Analisa Sistem Tenaga Listrik edisi ke-empat,”Erlangga, Jakarta.
4. Soekarto, J. Proteksi Sistem Distribusi Tegangan Menengah. LMK PT. PLN (Persero).
5. Zulkarnaini, Al, ” Analisa setting Grund Foult Relai (GFR) untuk gangguan satu fasa ketanah
    pada Feeder 20 kV jurnal unila 2009







1 komentar:

  1. izin menggunakan makalah nya ya.. mas.. terimakasih sangat bermanfaaat

    BalasHapus